Minggu, 17 Januari 2021

Mahasiswa Perminyakan UIR Lulus Tanpa Sidang Skripsi, Ini Alasannya

    


 Muhammad Yudatama Hasibuan (kiri) Dosen pembimbing tugas akhir (kanan)

    Muhammad Yudatama Hasibuan mahasiswa prodi Perminyakan Universitas Islam Riau dinyatakan lulus tanpa sidang skripsi. Mahasiswa angkatan 2016 ini berhasil menerbitkan jurnal berisi penelitiannya dengan akreditas Science And Technology Index (SINTA). Adapun akreditas ini menilai kinerja jurnal berdasarkan standar akreditasi dan sitasi yang sebelumnya telah diakreditasi oleh Akreditas Jurnal Nasional (ARJUNA). 


    Menurut Hj Fitrianti MT. selaku dosen Teknik Perminyakan UIR dan dosen pembimbing, Yudatama merupakan mahasiswa perdana yang lulus mendapatkan gelar akademis tanpa melalui sidang skripsi. Bersama dengan Daniel Adityatama MSc yang juga dosen pembimbing mengungkapkan bahwa "Hal ini membanggakan UIR, terlebih pada program studi Teknik Perminyakan, Yudatama adalah salah satu mahasiswa yang aktif menulis publikasi selama ini". (15/1/2021), Dikutip dari Riauin.com.


    Pada awal bulan April 2020 Yudatama melakukan projek bersama salah satu Patroleum Engineer Chevron Pacific Indonesia yaitu projek untuk optimisasi pompa. Sayangnya karena pandemi melanda Indonesia mereka terpaksa menundanya. Yudatama memilih untuk keluar dari projek tersebut dan mengambil topik tugas akhir disalah satu perusahaan konsultan pengeboran di Jakarta dengan nama perusahaan yakni PT Rigsis Energi Indonesia bersama PT Geodipa. 


    Bersama dengan dosen pembimbing, Yudatama melakukan desain untuk pengeboran sumur eksplorasi disalah satu lapangan Panas Bumi di Jawa yang rencananya sumur tersebut akan dilakukan pengeboran pada pertengahan 2021 ini. Kegiatan ini ia lakukan selama melaksanakan tugas akhirnya. 


    Kemudia anak dari Muchtar Luthfi Hasibuan dan Yuli Indriani ini berniat untuk mengikuti program lulus tanpa sidang yang diselenggarakan pihak kampus. Dengan itu, ia mencari tahu tentang penerbit yang akan dipilih untuk menerbitkan penelitiannya terkait hasil pengeboran sumur eksplorasi tersebut. 


    Akhirnya Yudatama memilih penerbit Jurnal Lemigas yang siap menerbitkan penelitiannya setelah berdiskusi dengan dosen pembimbing. Penelitian dengan judul "Desain Program Eksplorasi Lapangan Panas Bumi Menggunakan Metode Slimchole Continous Coring" kemudian diterbitkan pada awal Januari 2021.


    Proses yang dilalui Yudatama cukup panjang mulai dari tahap submit penulisan hingga rievew hasil yang memakan waktu 1 bulan lebih. Yudatama menyampaikan rasa terimakasih kepada Rektor Universitas Islam Riau Prof. Dr. H. Syafrinaldi MCL, Dekan Fakultas Teknik, Kaprodi, Dosen pembimbing, dan seluruh dosen lainnya yang dikutip dari Riauin.com "Terimakasih juga kepada perwakilan dari PT Risgis Energi Indonesia yaitu bapak Dorman Purba MSc selaku senior Project Manager dan Bapak Daniel Adityatama selaku drilling engineer yang telah membantu saya dalam melakukan penelitian ini. Semoga hasilnya menjadi motivais bagi saya dan teman-teman mahasiswa UIR lainnya untuk memberikan hasil terbaik bagi kampus dan bidang keilmuan kita". 


Minggu, 27 Desember 2020

Gara-gara Fiersa Besari (Padahal Kevin Anggara)

 Untuk Fiersa Besari dan Kevin Anggara, sebelumnya terimakasih karena menjadi bagian inspirasi gue buat ... ntar deh gue kasi tau. Kalo sekarang gue kasi tau yang ada tulisan blog gue ini nggak bikin penasaran kalian, walau sebenernya penasaran kalian nggak bakal bikin Nobita berubah jadi rajin juga.  

Sekitar pukul 19.00 WIB, gue buka hp, masuk instagram, liat insta story Fiersa Besari yang lagi pamer kalo ig nya bisa swipe up, ternyata ngarahin keyutub channelnya (mamang cilok), liat komentar orang yang bilang "lama-lama ni konten mirip punyanya Kevin Anggara, sedikit tapi seru", terus gue tulis di pencarian nama 'Kevinchocs', gue liatin kontennya dimulai dari Dark, tes satu dua tiga, isinya rieview lensa sony dan lebih banyak ke QNA, terus ada Q yang nanyain tentang blog si Kevin, Kevin ngasih tau nama blognya, gue tulis lagi di pencarian, tapi kali ini di google bukan di youtube, gue ketik 'www.kevinanggara.com', gue berhasil masuk ke blognya, baca baca sebentar, dan gue nemuin tulisan yang sefrekuensi sama gue. 

Di blognya gue ngutip kalo awalnya Kevin nulis atau bikin konten karena dia mau, bukan masalah out put atau in put. Gue lupa ada out put aja atau ada in putnya juga. Intinya bukan masalah uang, dia mau nglakuin itu karena dia lagi pengen aja. Ini mewakili gue banget. Diawal gue nulis blog emang karena gue lagi pengen aja. Perihal sekarang jarang nulis blog ya karena pengen aja. 'Pengen aja' jadi alesan tersimpel gue buat jawab pertanyaan orang-orang, walaupun gue lebih sering ngejago buat ngrangkai kata agar jawaban gue keliatan kaya pelajar beneran. 

Jadi udah kejawab ya, kenapa nama Fiersa Besari dan Kevin Anggara jadi kesebut bahkan gue bikin judul buat blog gue. Tapi sebenernya kan Kevin Anggara yang nginspirasi gue buat nulis blog lagi, kenapa Fiersa Besari ikutan ya.. Oh enggak, kali ini gue mau ngehargain proses. Coba aja gue ngga liat Insta story beliau dan swipe up buat liat kontennya, pasti ngga bakal dapet inspirasi dari Kevin. Lah tapi kan komenan netijen yang bikin gue jadi nyari nama 'Kevin chocs' di youtube. Tapi tangan gue juga yang kerajinan maghrib-maghrib udah buka Instagram aja buat liatin insta story orang-orang. Kayanya gue juga harus berterimakasih ke tangan gue deh. Kok gue jadi bingung ya.

Terus kenapa tangan gue rajin banget..

Ya... Karena pengen aja.

Jumat, 04 Desember 2020

Sebut Saja Aku Indigo

 

SEBUT SAJA AKU INDIGO



Oleh : Rinipeen

Cerita ini hanyalah fiktif dengan didasari oleh haluan belaka

Aku adalah seorang mahasiswi. Jurusanku menuntutku untuk dapat berbicara didepan orang banyak, dan tidak menutup kemungkinan itu adalah orang baru. Aku seorang perempuan yang memiliki ekspresi wajah jutek. Hanya bentuknya saja, sebenarnya aku pendengar yang baik. Saking anehnya ekspresi wajah yang kumiliki, orang-orang mudah percaya bahwa aku bisa melihat yang tak terlihat.

 

Tiga hari yang lalu aku mendapat japri ditelegram dari orang asing yang baru aku kenal. Namanya Reza, atau Eza. Dia berasal dari Bandung, terdengar dari nada bicaranya yang kesunda-sundaan. Umur kami sama, dan tentu saja itu membuat percakapan semakin akrab. Aku tegaskan hanya akrab, bukan bucin. Atau seperti mengirim emot tertawa, tapi memasang ekspresi biasa saja. Dia adalah mahasiswa dari jurusan Design Grafis. Tidak heran jika skillnya bisa sangat membantunya berkarya dan bernilai. Kita teman. Yasudahlah begitu saja perkenalan dengan Eza, harusnya ini cerita horor komedi, bukan biografi Reza.

 

Tiga hari lagi adalah libur panjang untuk kampusku. Aku tidak berencana pulang kekampung, melainkan liburan disuatu daerah yang ingin aku singgahi sejak lama. Aku teringat postingan orang lain di Instagram. Dia sedang berdiri dibelakang bangunan yang sangat cantik. Tanda lokasinya bernama Mercusuar. Sekejap kukira itu di London atau di belahan bumi Eropa lainnya. Setelah aku stalk ternyata masih dinegeriku. Paris. Atau paris van Java. Tepatnya Bandung. Baiklah, kali ini aku akan ke Bandung.

 

Setelah mencoba bertarung dengan waktu, sekitar pukul 01.00 aku berhasil mendapatkan tiket termurah dari Pekanbaru ke Bandung. Penerbangan pukul 09.00 WIB. Singkatnya aku sudah take off, dengan posisi duduk didekat jendela. Aku menikmati perjalan dengan antusias namun lagi-lagi ekspresiku tidak bisa menunjukkannya. Dengan headset gaming terpasang dikepalaku dan mata mulai sayup-sayup, aku tertidur. Berharap setelah membuka mata, pesawat sudah tiba di Bandung. Sialnya baru 1 jam, terjadi keributan dikursi belakang. Aku tau karena merasakan kursi yang kududuki bergerak terus menerus dan membuatku tidak nyaman.

 

Tadinya aku tidak mempermasalahkan, tapi setelah dua orang pramugari datang untuk melerai namun penumpang dibelakangku tidak mau tenang. Aku menengok kebelakang dengan harapan mereka bisa menangkap sinyal jika aku ingin ketenangan. Aku melihat seorang ibu-ibu kesal dengan teman sebangkunya karena memuntahkan makanan dicelananya. Ternyata orang tersebut mabuk udara.

“Ibu, mau tau kenapa ibu bisa mabuk udara?” Kataku.

“Kenapa dek?”

“Saya anak indigo bu” Kataku. Aku melirik sekitar alih-alih siapa saja yang mendengarkan dialog ini. Tapi sepertinya mereka salah tangkap. “Yang saya lihat ada sosok aneh yang memegangi kepala ibu. Jadi saya sarankan ibu tenangkan pikiran dan bawa tidur ya bu. Saya yakin ibu tidak akan mabuk lagi.” Kataku lagi.

Semua yang mendengarkan tercengang sembari membaca do’a andalan masing-masing. Begitupun ibu-ibu yang mabuk tadi. Aku memang berbohong, tapi bukan itu intinya. Ini sama saja ketika kamu diberi satu harapan, memang harapan palsu. Namun setidaknya itu menenangkanmu dan memotivasimu hingga bisa menjadi lebih baik lagi. Sama seperti obat. Yang membuat kamu sembuh adalah keyakinanmu sendiri, mungkin obat adalah objek untuk menuangkan keyakinan itu. Karena manusia selalu butuh alasan.

 

Aku tiba di Bandung dan memilih penginapan standar untuk tujuh hariku. Kalian masih ingat Eza? Ya, aku menghubunginya. Kedengarannya si Eza sangat excited, namun tidak lebih dari 5 menit kami tatap muka seorang perempuan menghampirinya. Pacarnya. Dia datang dengan seribu pertanyaan diwajahnya.

“Halo, aku sodaranya Eza dari Pekanbaru.” Aku menyalaminya. Eza belum izin kepacarnya ternyata.

“Owhh...hehe iya kak. Saya temen Eza, saya mau pesan gambar.” Astaga, pelanggan. Aku kira pacarnya wkwk.

 

Alih-alih kebandung, aku ingin mengunjungi Bu De di Bekasi. Butuh waktu 4 jam untuk sampai kesana. Teknologi memang memudahkan setiap umat manusia dibumi. Aku memesan go-car. Tidak perduli akan seberapa lama waktu macetnya, aku akan tetap naik go-car. Selain keamanan, dan menghindari debu, jilbab yang kukenakan juga tidak akan berantakan terbawa angin. Supirnya ramah dan agak bingung ketika melihat aku hanya sendirian. Tapi ia tidak keberatan.

“Sesuai lokasi kan dek? Sepertinya sudah sampai”. Kata pak supir.

“Rumah makan Mie Surya kan pak?” tanyaku.

“Owhhh mie surya, maju sedikit lagi berarti dek. Kamu anaknya?”

“Saya keponakannya pak.”

“Saya sering mangkal disini dek, nganterin pelanggan bolak balik di jalan ini. Jadi sudah sering lihat rumah makan mie surya. Kadang saya juga makan disini. Oh iyaiya ternyata kamu ponakannya.”

“Ysudah terimakasih ya pak.” Kataku.

 

Karena aku belum bilang ke Bu De akan singgah, sontak dia bingung. Kami pun sudah lama tidak bertemu. Untungnya dia mengenaliku walaupun katanya penampilanku sudah banyak berubah. Aku tidak berencana bermalam disana, maka aku memesan go-car lagi untuk menuju ke Bandung. Tepatnya pukul 8 pm. Bu De melarangku karena sudah malam. Tapi aku membangkang, “sekalian muterin jakarta dimalam hari Bu De.” Jawabku. Jika memang terjadi yang tidak diinginkan bilang saja aku indigo.

 

Benar saja, kali ini sopirnya agak lain. Aku membuka google maps dan jalur yang kami tuju berlawanan dengan lokasi penginpanku. Sunyi, dan sepi. Entah dibawa kemana aku oleh pak sopir. Ini mah sudah niat jahat.

 

“Pak, sudah berapa lama jadi sopir go-car?” tanyaku.

“Lumayan lama lah dek”

“Sepertinya jalan yang bapak tuju, melawan arah dengan tempat penginapan saya pak.”

“Kita mampir ke rumah teman saya dulu ya. Cuma sebentar.”

“Ada bunga melati dirumah teman bapak?”

“Bunga melati untuk apa dek?”

“Kebetulan saya bawa teman-teman saya selama perjalanan, dari tadi mereka ngeluh kelaperan pak. Biasanya saya kasih bunga melati.”

“Temen-temen yang mana dek? Dari tadi juga adek naik sendirian.” Kata pak sopir sambil melihat kaca spion yang menyorot kebelakang. Sesekali melihat kearahku.

“Bapak tidak melihat dua anak kecil yang dibelakang kita? Yang satu mata kirinya hampir lepas, yang satunya lagi kepalanya memutar 360 derajat. Mereka akan sangat marah jika sedang kelaparan.”

“Ka...kalau tidak makan bunga melati... penggantinya apa dek?”

“Daging segar yang masih hidup seperti... seperti apa teman-teman?” Aku menoleh kebelakang.

“Pak, mereka menunjuk ke bapak.” Kataku.

“kamu jangan bohongin saya.” Suaranya mulai bergetar.

“Hahahaha... pak. Saya indigo”.

Seketika pak sopir ngrem mendadak dan menurunkanku di jalan. Dia ketakutan bukan kepalang. Aku terkikik dan mulai menyadari dimana aku sekarang.

 

Hp ku berdering, Eza menelponku. Heeiii pas sekali.

“Aku di teras. Keluarlah.” Kata Eza.

“Aku ntah dimana, jemputlah.” Kata ku.

“Serius?”

“Aku sudah share lokasi.”

“Memang sesuatu kamu ya. Tunggu disitu.”

 

Kami mengakhiri panggilan. Kulihat ada pos jaga, sepertinya tempat tongkrongan. Aku duduk terdiam dengan kaki menyilang tertutup rok tutuku. Tidak lama segerombolan anak laki-laki datang. Awalnya mereka terkejut dan memang masih terkejut.

“Saha iye?”

Aku hanya melihat mereka kemudian menundukkan kepala lagi.

“Astaghfirullohal’ajim, kakinya ngambang bre.” Kata salah satu anak laki-laki.

“Ass..assalamualaikum teteh, ini teh udah malem. Ma...maaf teteh teh ngapain kadie?” Salah satu diantara mereka menyapaku.

“Wa’alaikum salam. Saya lagi nunggu orang, disuruh nunggu disini. Kalian kenapa mukanya gitu semua?”.

“Maaf teh, punten atuh ini mah nyak. Kaki teteh teh kamana ih atuh serem pisan.”

Aku meluruskan kaki sambil berkata “Ini kaki saya. Kalian kira saya apa ngga punya kaki.”

“Alhamdulillah, manusia.” Kata salah satu anak laki-laki lainnya.

“Teh bahaya atuh nundukin kepala gitu, meni kakinya nte aya.”

“Hemmm saya lagi nyari cincin saya jatuh dek.”

“Owhhhhh... cincin.” Kata mereka dengan kompak.

“Oh ini rupanya cincin saya ditas.” Kataku.

 

“tiinnnn.” Eza datang.

“Ysudah saya pergi duluan ya, makasih loh udah nemenin. Kalo ronda di cek bener-bener ya kompleknya.” Kataku.

“Kunaon emangnya teh?”

“Banyak tuyul, wkwkkw”. Kataku sambil berjalan menuju Eza.

“Tetehhh!..”

 

Mereka lucu hingga Eza yang mendengar ceritaku tertawa terbahak-bahak. Ini bukan masalah membodoh-bodohi orang. Tapi strategi melindungi diri dari ancaman. Aku tidak benar-benar bisa melihat yang tak terlihat. Tidak ingin juga. Karena ekspresi wajah inilah aku jadikan sebagai senjata. Tidak dengan kekerasan juga nasehat-nasehat, karena orang akan lebih respect ke hal-hal negatif. Kenapa tidak kita bungkam saja alih-alih berteriak meminta tolong.

 

Sampai dipenginapan aku kaget karena orang-orang berpesta ria. Tengah malam begini mengadakan pesta. Eza hanya menghela napas dan pulang. Aku juga tidak lupa untuk berterimakasih.

Tadinya aku ingin melapor karena musiknya dihidupkan terlalu keras, tapi tak masalah. Aku bisa memakai headset gamingku. Busanya bisa menghambat suara dari luar.

 

Handphone ku kembali berdering. Eza menelpon lagi. Menanyakan apa kegiatanku besok. Kujawab tidak ada. Suaraku cukup lantang, khawatir Eza tidak bisa mendengar suaraku karena musik keras dari luar kamar.

“Pelan aja suaranya, aku denger kok.” Kata Eza.

“Oh ya? Aku pikir suara keras musik dari luar bakal kedengaran juga dikamu.”

“Emangnya siapa yang main musik keras malam-malam begini?”

“Loh, bukannya kamu tadi lihat orang-orang dipenginapanku pada lagi pesta. Habis gajian kali ya, hahaha” Kataku, lagi.

“Hah, yang aku lihat tadi petugasnya sedang membenarkan salon. Aku kira salonnya bermasalah.”

“Setelah turun dari motormu, bukan itu yang aku lihat. Mereka ngadain pesta za.”

“Kamu serius? Penginapan itu emang terkenal musik sundanya. Buat daya tarik juga. Pasti pegawai disitu sedih karena salonnya harus diservis. Salonnya legend banget lo. Tapi tidak pernah untuk pesta. Lagian pesta apaan pakai lagu sunda.” Kata Eza, lagi.

Aku keluar kamar dan membuka pintu. Sekejap musik itu tidak terdengar lagi. Eza benar, salonnya bermasalah. Semua orang tidak ada, kecuali pegawai yang biasa ada di lobi.

“Permisi pak, kok salonnya dimatiin?” Tanyaku.

“Dari tadi mati neng. Ngga bisa hidup ini teh nggatau saya kenapa.”

Kabelnya belum terpasang.

“Pak kabelnya belum terpasang.” Jawabku.

“ Iya itu dari tadi saya matiin, takut konslet. Tapi sebelumnya saya hidupin memang tidak mau nyala.”

“Bapak pasang lagu sunda?”

“Iya neng, biasanya emang selalu lagu sunda. Sambil nyruput kopi enak pisan.”

 

Aku memasang kabelnya dan menyuruh bapak tersebut untuk memainkan musik. Tidak bisa menyala. Aku jelas ingat setelah turun dari motor Eza, mereka melakukan pesta dengan lagu rock.

“Pak disini ada lagu slank?”

“Slank, ada atuh neng.”

Aku memutarnya dan benar saja, suaranya hidup. Si pegawai bertanya alih-alih kebingungan. “Kok bisa hidup ya neng?” “Saya juga tidak tau pak.”. kami saling tatap menatap. Kadang melirik ke sekitar ruangan. Kulihat bulu kuduk si bapak berdiri. “Neng?” “Iya?”. “Indigo ya?” Ucapnya lirih.

Matanya penuh harapan agar aku menjawab tidak.

Kujawab...

 

“pak...

 

...anggap saja...

..aku indigo..”.

 

Senin, 21 September 2020

CERPEN (Selfi)

SELFI

by: Rini peen 





    Cerpen ini diciptakan dan ditulis oleh pengarangnya. Terdapat hak cipta bagi yang melakukan plagiarisme tanpa mencantumkan nama penulis. Referensi : Cerpen (cium) Raditya Dika    

    Bagi kebanyakan  remaja yang antusias banget sama kamera dan foto selfi sering kali dijadikan ajang sebagai tolak ukur gaya anak-anak remaja yang kekinian bahkan dari dulu. Entah itu selfi pake filter instagram maupun bukan. Tapi itu semua nggak berlaku bagi remaja yang satu ini bernama Ara. 

 

    Ara beserta keluarganya pindah dari kota Bandung ke Bekasi untuk kehidupan yang lebih baik. Saat ini Ara adalah siswa pindahan di sekolah barunya. Selama ia mengikuti pembelajaran di Sekolah, ia tak pernah membawa handphone seperti anak kebanyakan. Padahal pihak sekolah SMA nya memperbolehkan para murid untuk membawanya.

 

    Tibalah tugas kerja kelompok sebagai PR dari guru diberikan kepada murid. Masing-masing kelompok terdiri dari 2 sampai 3 anak, dan Ara memiliki 1 teman kelompok bernama Dewi. 

 

    Sampailah Dewi dirumah Ara untuk mengerjakan tugas kelompok.

    "Ra maaf ya aku telat. tadi dianter sama abang. Biasalah, orang malesan kaya gitu."

    "Nggak papa". Jawab Ara.

    "Bagusdeh cuma 2 orang, kalo rame-rame pasti yang kerja nggak semuanya. Iya kan Ra?" Tanya Dewi.

    "Aku berharapnya malah rame. Makin rame makin bagus". Jawab Ara

    "Ah, Yaudah yuk langsung kerjain aja tugasnya." Ucap Dewi.

 

    30 menit berlalu Ara dan Dewi membolak balikkan buku untuk mendapatkan jawaban dari tugas mereka. Tak lama Kakak Ara mengantarkan minum untuk Ara dan Dewi. Ia menaruh segelas es jeruk disamping HP dan segelasnya lagi disamping siku Dewi.

    "Diminum Ra, dan temannya Ara." Ucapnya sambil sedikit meringis.

 

    Namun mereka tidak menggubris karena terlalu fokus kepada tugasnya. Hingga akhirnya Dewi menyadari kalau dia mulai bosan mengerjakan tugasnya. Melihat segelas es jeruk ia langsung meminumnya dan mengeluarkan Handphone dari dalam tasnya. Dewi membuat Insta Story lewat instagramnya yang mendeskripsikan bahwa ia sedang mengerjakan tugas kelompok bersama Ara. Kemudian ia memerhatikan unggahannya dan melihat ada Handphone dimeja dengan logo buah apel.

 

    "Wih Ra, HP siapa ni?" Kata Dewi sambil meraih HP tersebut.

    "HPku Dew."

    "Aku kira kamu memang nggak punya hp. Hp baru yaa"

    "Udah lama, lumayan lama." Jawab Ara.

    "Oh ya? Kenapa nggak pernah dibawa ke Sekolah Ra? Aku boleh selfi disini nggak?" 

    "Aku nggak suka selfi. Di Hp itu."Dewi pun mulai mengambil foto selfinya dengan senyum yang manis.

 

    "Gila-gila Ra, hasilnya jadi cantik banget. Hp ku mah kalah jauh. Liat deh." Kata Dewi dengan senang. Ara pun hanya mengangguk menunjukkan dia setuju. Beberapa kali Dewi mengambil gambar dirinya dan melihat hasil digaleri hp Ara. 

    "Beneran nggak suka selfi ya Ra, kebanyakan isi galeri kamu foto selfi temenmu semua." Kata Dewi.

    

    "Aku pengen banget jadi selebgram, makanya aku suka selfi. Cobalah Ra sesekali kamu selfi. Kan bukan kentang juga hpmu." Sambungnya. Ara hanya senyum tipis dan masih mengerjakan tugas kelompoknya.

 

"Ara... udah dong ngerjainnya. Nggak capek apa?" Tanya Dewi dengan sedikit bernada.

"Kamu capek Dew?"

"Iya, bosen juga. Rumah kamu hening banget. Ohiya Ra, aku mau tau dong kenapa kamu pindah kota. Ceritain ya Ra, biar aku juga nggak bosen. hehe.." Kata Dewi.

"Bener nih kamu mau tau?" Tanya Ara.

"Iya lah." Ucap Dewi.

 

    "Oke kalo gitu, tapi setelah aku ceritain, cerita ini nggak boleh kedengeran sama siapa-siapa. Kalo sampe orang lain tau, aku sama keluargaku harus pindah lagi ke kota lain.". Kata Ara.

"Iya, aku nggak bakal ceritain kesiapa-siapa Ra".

 

 

"Oke,  Jadi keluargaku tu ada 4. Ayahku, ibuku, kakakku dan aku. Kami dulu sering main bareng dirumah. Aku seneng banget kalo setelah pulang sekolah nonton acara TV kesukaan kami. Tapi semuanya berubah setelah ibu aku ngasih hadiah HP ke ayah. Kesibukan ayah jadi bukan pekerjaannya aja, tapi HP juga dijadiin kesibukannya. Ayah sama ibu aku sering berantem gara-gara itu. Waktu untuk kami pun jadi kurang. Tapi nggak lama ibu juga dapet kado pernikahan dari ayah, yaitu Hp. Gara-gara itu juga ayah sama ibu jarang ribut lagi karena masing-masing punya kesibukan sendiri. Tapi kami masih sering nonton acara TV kesukaan keluarga walaupun ayah sama ibu masih ny-croll sesuatu dilayar hp masing-masing. Temen mainku dirumah yang tersisa cuma kakak. Aku nggak begitu sedih lagi karena ada kakak yang ngertiin aku. Tapi suatu hari setelah kakakku pulang dari sekolah dia nangis minta dibeliin Hp kaya temen-temennya ke ayah. Ayah sih nggak nolak dan langsung beliin Hp kakak, dan Hp yang barusan kamu pegang itu hp kakak. Semuanya udah pada lupa sama aku. Mereka sibuk masing-masing ngabisin waktu cuma buat benda kotak panjang yang nggak berguna. Aku jadi benci sama Hp. Gara-gara Hp waktu kami nggak sedeket dulu. Kakakku lagi heboh-hebohnya punya Hp dan saat itu juga aku tau dia punya pacar. Aku main sendiri dan pengen banget rasanya ngumpetin Hp mereka semua. Tapi gagal karena ketauan kakak dan aku dimarahin. Suatu saat kakakku putus sama pacarnya dan berubah jadi pendiam kaya orang depresi. Dia bilang dia abis nglakuin hal yang nggak seharusnya dilakuin. Aku nyoba jadi pendengar yang baik buat dia, tapi dia malah ngebentak aku dan bilang aku nggak bakal ngerti. Ayah sempet ngajak kakak ke psikiater, sampai akhirnya ayah ngundang seseorang buat nyembuhin kakak aku. Ternyata kakak aku kena guna-guna yang nggak bisa dipikir pake akal. Orang itu bacain mantra dan seolah-olah dia berhasil menggapai makhluk yang ada didalam diri kakak aku. "Bapak, ibu, ini makhluk yang selama ini mengganggu putri kalian. Aku akan coba membuangnya." Namun yang kuliat orang itu bikin perjanjian sama makhluknya. "Maaf bapak ibu, saya tidak bisa membuangnya karena kekuatannya terlalu besar. Saya hanya bisa memindahkannya kesuatu benda yang sering dipakai oleh kebanyakan orang. Dia tidak akan kembali ke dalam diri anak bapak dan ibu, tapi.." "tapi apa mbah?". tanya Ayahku. "Tapi makhluk ini akan mencari mangsa lain sebagai gantinya. Bendanya harus bisa memantulkan gambar yang ada didepannya agar makhluk ini siap untuk memangsanya. Tapi tenang, makhluk ini akan menjadi teman kalian semua tanpa mengusik namun akan selalu mencptakan kedamaian dalam rumah ini. Sebagai gantinya ia perlu makan. Memakan orang-orang disekitar kalian dengan hanya melihat wajahnya saja. Tidak akan langsung, namun hingga malam tiba, orang itu akan bermimpi buruk, mimpi kalau wajahnya berubah jadi monster mengerikan dan dengan tangannya sendiri ia mematahkan lehernya, membuang kepalanya sendiri seperti benar-benar mati". Orang itu berusaha banget buat mindahinnya tanpa nyiapin benda yang bisa nyimpen mahkluk jahat itu. Kakak teriak kesakitan sejadi-jadinya, tanpa pikir panjang aku ngasih benda apapun itu yang ada disekitar dan..."

 

"Tiiinn." Bunyi klakson mobil didepan rumah.

"Kayaknya abangku deh Ra. Aku udah dijemput abang rupanya.". Dewi pun berdiri dan siap-siap untuk keluar. "Tenang Ra, aku nggak bakal ceritain ini kesiapa-siapa kok."

"Kamu nggak penasaran aku ngasih benda apa ke orang itu?"

"Cermin kan? Apalagi kalo bukan cermin. Pasti cerminnya udah dipecahin sama ayah kamu. Kalo aku jadi kamu, aku juga bakal ngasih cermin kok Ra, biar enak mecahinnya dan makhluk tadi nggak bakal mangsa siapapun. Yaudah besok lagi kita kerjain tugasnya lagi ya, dan aku janji nggak akan cerita ke siapa-siapa. Lagian kan ini privasi." Kata Dewi.

"Iya, aku tau kamu NGGAK AKAN CERITA KESIAPA-SIAPA SETELAH INI.". Kata Ara sambil tersenyum tipis. 

 

    Tak lama kakak Ara keluar untuk mengambil dua gelas es jeruk yang tadi ia antarkan untuk Ara dan Dewi.

 


Senin, 07 September 2020

GULA ADALAH RACUN

 

TAHUKAH KAMU, GULA PUTIH ADALAH RACUN



 

Gula sejatinya merupakan karbohidrat kompleks saat masih dalam bentuk aslinya, yaitu gula tebu. Namun, setelah diproses gula menjadi karbohidrat sederhana yang ujungnya menimbulkan masalah untuk tubuh. Bahkan, beberapa pakar nutrisi menyebutkan gula pasir sebagai racun, bukan pemanis.

Ada lebih dari 70 penyakit yang bisa dipicu dengan mengonsumsi gula pasir, dua diantaranya adalah gula dapat menekan imunitas tubuh dan melemahkan pertahanan tubuh terhadap infeksi. Kemudian gula merusak keseimbangan mineral dalam tubuh yang menyebabkan kekurangan chromium dan tembaga serta menghalangi penyerapan kalsium dan magnesium.

 

Gula putih adalah hasil proses olahan yang panjang, seperti perasan tebu dipanaskan, dikristalkan, diputihkan, diberi pengawet, dan seterusnya. Proses ini menghilangkan vitamin, protein, mineral, dan enzim. Yang tersisa hanyalah karbohidrat.

 

Tahun 1957. Dr. William Coda Martin menjelaskan mengapa gula putih begitu berbahaya. Lalu dia memasukkan gula putih kedalam racun bukan makanan. Dia menjelaskan bahwa badan manusia tidak dapat menggunakan karbohidrat sejenis ini kecuali jika vitamin yang terbuang dikembalikan.

 

Zat racun dalam gula mematikan sel dalam tubuh yang mana bisa mengganggu fungsi dari bagian sel yang mati tersebut dan muncul penyakit degeneratif (diabetes, jantung, dan kanker). Jika ingin sehat, konsumsilah gula kompleks, bukan gula sederhana. Tingginya asupan gula akan menyebabkan pengeroposan tulang dan gigi. Secara umum, tubuhpun akan melemah.

 

Berlebihan dalam mengonsumsi gula berefek buruk pada otak. Seperti melemah dan diserang kantuk. Kemampuan berpikir dan mengingat pun berkurang. Jadi mulai sekarang, pakailah pemanis alami, yaitu madu, gula aren, gula stevia, dan gula singkong.

Kamis, 03 September 2020

Jurus Sehat Rasulullah part 2

         JURUS SEHAT RASULULLAH SAW



        Tahukah kamu, sehatnya tubuh kita bermula dari “living food” atau makanan makanan alami, tinggi kandungan gizi, tumbuh ditanah bermineral tinggi, mendapat suplai matahari, tidak banyak mengalami pengolahan, dan tidak menggunakan bahan sintetis. Kembali diingat makanan yang bermasalah dapat mengganggu enzim, oleh sebab itu para ahli nutrisi menyarankan agar dalam sehari ada makanan mentah yang kita konsumsi supaya enzim tetap aman. Bagi yang menyukai makanan dengan pengolahan dibakar atau digoreng perbanyaklah mengonsumsi sayuran mentah dan buah.

Ada juga cara sederhana bagi kamu yang tidak menyukai sayuran mentah. Ambillah dua buah jeruk nipis atau lemon. Peras dan ambil airnya. Tambahkan beberapa sendok madu dan air putih hangat hingga cukup manis dan bisa diminum. Minumlah ramuan ini setiap hari, terutama pagi hari setelah bangun tidur. Jika tidak ada jeruk, pakailah cuka. Cuka merupakan salah satu bahan yang disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam sebuh hadits sahih “Sebaik-baik lauk adalah cuka”. Cuka yang baik contohnya cuka muda, cuka kurma, dan cuka apel.

Lalu apa saja sih produk olahan yang dianjurkan Rasulullah SAW?

1. SUSU HEWANI

Susu merupakan produk yang banyak disebutkan Allah dalam Al-Qur’an. Rasulullah SAW pun meminum susu dan memilihnya saat peristiwa Isra’ Mi’raj. Susu yang dimaksud bukanlah susu yang telah mengalami banyak proses. Pengolahan pada susu mengalami banyak perubahan, salah satu proses tersebut adalah pasteurisasi. Susu hewani asli dihasilkan dari hewan yang dirawat secara alami dan tanpa suntikan bahan kimia baik suntikan untuk pertumbuhan maupun pengobatan. Susu sapi dan susu kambing adalah salah satu susu hewani yang baik bagi manusia.

2. SUSU NABATI

Jenis susu dari biji-bijian:

a.       Susu Beras Organik

b.      Susu Kedelai

c.       Susu Tempe

d.      Susu Almond

3. DAGING

              Tahukah kamu, jika ayam potong yang dijual memiliki residu antibiotik dan kimia sintetis yang sangat mencengangkan? Nilai tersebut berbeda dengan ayam yang berkembang secara alami atau ayam kampung. Ternyata ayam kampung sehari-harinya memakan produk terbaik dari biji-bijian yang kita kenal dengan sekam. Selain daging ayam, yaitu daging kambing. Daging kambing lebih sehat daripada daging lainnya dan ditemukan lebih banyak penyakit yang dihasilkan dari daging ayam dan daging sapi daripada daging kambing. Hasil analisis menunjukkan bahwa daging kambing memiliki lemak 50% lebih rendah dibandingkan daging sapi dan 45% lebih rendah dibandingkan dengan daging domba. Akan tetapi rasanya tetap enak. Ternyata daging kambing merupakan salah satu hewan yang dagingnya paling digemari oleh Rasulullah SAW.

“IMBANGILAH DAGING YANG KITA MAKAN DENGAN 2-3 PORSI SAYURAN”

 

Itu dia produk olahan yang dianjurkan Rasulullah SAW. Sumber tulisan : buku  Jurus Sehat Rasulullah SAW (dr. Zaidul Akbar)

Rabu, 02 September 2020

Jurus Sehat Rasulullah

 CARA MAKAN DAN MAKANAN YANG SALAH



    Tahukah kamu, perut yang bermasalah tidak bisa mencerna makanan dengan baik. Penyebabnya adalah cara makan dan makanan yang salah. Apakah kalian merasa ngantuk selepas makan? Jika iya berarti ada masalah dalam perut kalian. Untuk mengulas lebih dalam lagi, saya menggunakan buku panduan “Jurus sehat Rasulullah” penerbit : dr. Zaidul Akbar. 

    Secara normal, saat tubuh kita membutuhkan energi, otak memberikan suatu sensasi lapar yang menyuruh kita untuk makan dan saat itulah kita merasa kenyang. Namun justru sebaliknya, kita justru merasa mengantuk setelah makan. Hal itu terjadi karena perut kita bermasalah.

 

CARA MAKAN DAN MAKANAN YANG SALAH

Baiknya saat kita makan, dahulukan dan akhiri dengan meminum air mineral. Ingat, air diminum saat kita mau makan dan selesai makan. “Kalau nggak minum, keselek dong”. Salahmu kenapa nggak ngunyah makanan dengan sempurna. Kunyahlah makanan dengan sempurna agar enzim enzim keluar semua. Bahkan, Dr. Hiromi Shinya mengatakan bahwa mengunyah hingga 30-50 kali ternyata membuat kenyang lebih lama dan salah satu resep untuk diet. Jika makanan dikunyah lebih lama, otomatis makanan yang diolah mulut menjadi sempurna yang memperlancar pengolahan makanan dalam perut kita. Tubuh yang sehat dimulai dari pencernaan atau perut yang sehat. Jika perut bermasalah, dipenuhi makanan tinggi gula, kurang sehat, dan tercampur bahan kimia sintetis, bisa dipastikan perut itu akan jadi rumah penyakit. Ada sekitar 3 ribu enzim dalam perut kita. Bekerja pagi, siang, dan malam. Semua enzim mengatur lebih dari 25 ribu jenis reaksi kimiawi enzim dalam tubuh kita. Jadi kalau yang satu bermasalah, yang lainnya pun akan bermasalah karena tubuh kita adalah satu kesatuan. Penyebabnya adalah seringnya dimasuki bahan-bahan “oplosan”. Setiap produk olahan yang menggunakan bahan kimia, berupa pengawet, penyedap, dan perisa sangat mengganggu enzim.

SYARIAT YANG KITA KERJAKAN BUKAN DITUJUKAN UNTUK MENYEHATKAN TUBUH, MELAINKAN UNTUK MENAATI ALLAH SWT DAN RASUL-NYA. EFEK DARI SYARIAT TERSEBUT ADALAH QALBU DAN RAGA YANG SEHAT”

Mahasiswa Perminyakan UIR Lulus Tanpa Sidang Skripsi, Ini Alasannya

       Muhammad Yudatama Hasibuan (kiri) Dosen pembimbing tugas akhir (kanan)      Muhammad Yudatama Hasibuan mahasiswa prodi Perminyakan Un...